Rabu, 04 April 2018

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN TES KESAMAPTAAN SMK NEGERI JAWA TENGAH PATI








PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMBINAAN DAN TES KESAMAPTAAN
SMK NEGERI JAWA TENGAH
PATI

 










PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS  PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
JAWA TENGAH PATI
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Pedoman Pelaksanaan Kesemaptaan SMK Negeri Jawa Tengah Pati ini bisa tersusun.
Pedoman pelaksanaan ini berisi tentang definisi dan pengertian kesamaptaan, tujuan dan fungsi pembinaan kesamaptaan, bentuk-bentuk kesamaptaan,pedoman pembinaan kesamaptaan, pedoman penilaian dan evaluasi pembinaan kesamaptaan.
Pedoman ini disusun dengan tujuan agar menjadi pedoman dalam seleksi penerimaan peserta didik baru maupun dalam pembinaan kesamaptaan bagi siswa SMK Negeri Jawa Tengah Pati selama menempuh pendidikan guna mencapai tujuan visi dan misi mewujudkan sumber dayamanusia yang berkarakter unggul.
Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan pedoman ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan maupun pengartian penyusun memohon dengan kerendahan hati pembaca sekalian untuk memaafkan hal tersebut, saran dan masukan bisa disampaikan langsung kepada penyusun.


Pati, Maret 2018

Penyusun












DAFTAR ISI

A.    Pendahuluan
B.     Tujuan Pembinaan Kesamaptaan
C.    Fungsi Pembinaan Kesamaptaan,
D.    Bentuk-Bentuk Kesamaptaan,
E.     Pedoman Pembinaan Kesamaptaan,
F.     Pedoman Penilaian Kesamaptaan
G.    Evaluasi Pembinaan Kesamaptaan.



















A.    Pendahuluan
Kesamaptaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam, istilah lainnya adalah “siap siaga dalam segala kondisi”.
Dilatarbelakangi oleh adanya berbagai permasalahan kenakalan remaja yang sering terjadi  di masyarakat, baik permasalahan dalam keluarga ataupun kenakalan anak remaja di sekolah, serta tuntutan persaingan dunia kerja yang semakin tinggi. Kesamaptaan hendaknya dimiliki oleh setiap orang. Hal ini menuntut setiap pemuda agar selalu siap untuk melaksanakan bersaing. Sehingga kesemaptaan multak dimiliki dan dipelihara oleh seluruh pemuda generasi penerus bangsa utamanya peserta didik lulusan SMK Negeri Jawa Tengah Pati.

B.     Tujuan Pembinaan Kesamaptaan
Pembinaan kesamaptaan di SMK Negeri Jawa Tengah memiliki tujuan :
1.      Membentuk fisik, mental, dan kepribadian yang baik peserta didik SMK Negeri Jawa Tengah
2.      Menjaring calon peserta didik bari yang memiliki kebugaran yang baik dan memilikipotensi yang baik untuk lebih berkembang di SMK Negeri Jawa Tengah Pati;
C.    Fungsi Pembinaan Kesamaptaan
1.      Meningkatkan kebugaran peserta didik sehingga mampu mengikuti setiap kegiatan sekolah dengan maksimal;
2.      Pembentukan sumberdaya lulusan yang memiliki integritas dan daya juang yang tinggi;
3.      Menjadikan sumberdaya lulusan yang lebih tahan banting, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi,
4.      Membentuk sumberdaya lulusan yang berkarakter kuat,tidak mudah mengeluh, dan lebih bersyukur.

D.    Bentuk-Bentuk Kesamaptaan
Pembinaan kesamaptaan di SMK Negeri Jawa Tengah Pati berbentuk:
1.      Pembinaan fisik;
a.       Berupa kegiatan senam dan aktifitas olahraga setiap pagi hari mulai dari jam 04.30 s.d.05.00;
b.      Pendidikan Dasar Kepeminpinan selama tiga bulan pada asal tahun pelajaran di kelas awal;
c.       Penerapan PBB secara rutin dan pada setiap kesempatan;
d.      Pembinaan fisik secara rutin setiaap harinya.
e.       Melakuakn pemantauan kesamaptaan secara berkala setiap tiga bulan sekali.
2.      Pembinaan keterampilan;
a.       Setiap siswa diberikan kesempatan untuk melakukan publik speaking secara bergiliran;
b.      Setiap siswa diberikan kesempatan memberikan kuliah tujuh menit pada kegiatan setelah sholat Isya’ seminggu sekali;
c.       Jika siswa melakukan pelanggaran salah satu sanksinya melakukan publik speaking sehingga anak bisa memiliki ketrampilan ketika harus berbicara didepan orang banyak.;
3.      Pembinaan kedisiplinan, mental dan  spiritual.
a.       Penggemblengan kedisiplinan siswa dilaksanakan melalui berbagai kegiatan diantaranya: Apel pagi pada jam 04.00; Apel sebelum masuk kelas pada jam 06.45 dan apel malam pada jam 20.00;
b.      Pembinaan mental spiritual juga dilaksanakan pada berbagai kegiatan keagamaan baik secara berkala maupun secara rutin harian.

E.     Pedoman Pembinaan dan Penilaian Kesamaptaan
Kesamaptaan Jasmani, adalah kondisi jasmani yang menggambarkan potensi dan kesamaptaan jasmani untuk melakukan tugas tertentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan keletihan yang berarti. Untuk mengukur kesamaptaan jasmani ini diperlukan adanyapemantauan secara periodik agar kesamaptaan jasmani terus terjaga. Pembinaan ini salah satunya dilaksanakan melalui  Tes Kesamaptaan Jasmani secara berkala setiap tiga bulan sekali.
Pembinaan dan tes kesamaptaan wajib diikuti oleh semua peserta didik SMK Negeri Jawa Tengah mulai dari kelas X, XI, dan XII.
Tes ini berupa pengukuran  kondisi  jasmani seseorang melalui ujian lari 3200 meter (item A), ini mengukur kesamaptaan jasmani A. Dalam kesamaptaan ‘A” lari 3200 meter yang diukur adalah
·         Daya tahan otot (muscle endurance).
·         Daya tahan jantung, pernafasan dan peredaran darah (cardio respiratory endurance)
Sedangkan kesamaptaan jasmani “B” (pull/chin up, ujian sit up, ujian push up, serta   shuttle run) yang diukur adalah:
-       Pull/chin up dan chinning mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan bagian dalam
-       Sit up mengukur kekuatan dan daya tahan serta flexibilitas otot perut
-       Push up mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan bagian luar
-       Shuttle run mengukur kecepatan, kelincahan dan keseimbangan tubuh.

Peserta harus memperhatikan faktor-faktor dalam ujian kesemaptaan seperti sikap permulaan, gerakan, ketentuan hitungan dan gerakan yang salah / tidak dihitung. Di sini hanya akan dibahas 2 faktor saja yaitu ketentuan hitungan serta gerakan yang salah / tidak dihitung untuk tiap item tes kesamaptaan.
Penghitungan nilai sangat tergantung dengan gerakan yang dilakukan peserta untuk tiap item tes kesamaptaan. Penguji hanya akan menghitung gerakan yang sesuai dengan ketentuan, gerakan yang salah akan diabaikan (tidak dihitung),

F.     Sistem penilaian dan Evaluasi Pembinaan Kesamaptaan.
Teknik penilaian Kesamaptaan:
a.      Lari 3200 meter (Item A)
Penguji akan menghitung waktu yang dicapai oleh peserta dalam menempuh jarak 3200 meter dengan cara peserta berlari mengelilingi lapangan sepak bola sebanyak 4 kali.
b.      Pull/chin up
Peserta diberikan waktu satu menit untuk melakukan pull up atau chinning. Penguji menghitung banyaknya gerakan yang benar yang bisa dilakukan dalam waktu satu menit tersebut.
Ketentuan hitungan pull up (Pria) :
·    Satu hitungan adalah gerakan mengangkat badan sampai dengan dagu melewati palang.
·    Gerakan yang salah (tidak dihitung)
·    Peserta mengangkat badan dengan tendangan atau sentakan kaki.
·    Mengangkat badan untuk hitungan berikutnya pada waktu siku belum lurus.
·    Pada waktu mengangkat badan dagu tidak melewati palang.
Jika peserta pria melakukan pull up, maka peserta wanita melaksanakan Chinning (modifikasi pull up) dengan ketentuan :





Ketentuan hitungan Chinning (Wanita)
·    Satu hitungan adalah gerakan menarik badan dengan lengan lurus, membengkokkan lengan sampai dada bagian atas menyentuh palang dan dagu melampaui palang.
·    Gerakan yang salah (tidak dihitung)
·    Tidak seluruh telapak kaki menempel di lantai atau mengangkat telapak kaki.
·    Dagu tidak menyentuh palang.
·    Dagu tidak melampaui palang.
·    Ketika melaksanakan gerakan pantat mengayun dan badan bergelombang.
·    Pada saat kembali ke sikap semula kedua lengan atau siku belum lurus badan sudah ditarik kembali.

c.       Sit Up
Peserta diberikan waktu satu menit untuk melakukan sit up. Penguji menghitung banyaknya gerakan yang benar yang bisa dilakukan dalam waktu satu menit tersebut.
Ketentuan hitungan (Pria):
gerakan dihitung satu hitungan dari sikap telentang sampai siku tangan kanan melampaui lutut sebelah kiri atau sebaliknya.

Gerakan yang salah (Pria)
Posisi badan pada saat mengangkat badan tidak sampai 90 derajat.
·      Siku kanan tidak melewati lutut kaki sebelah kiri atau sebaliknya
·      Pada waktu kembali ke sikap semula (sikap telentang) kedua siku tangan tidak menyentuh tanah.
·      Apabila pegangan tangan terlepas, gerakan tersebut tidak dihitung dan peserta kembali ke posisi semula serta meneruskan gerakan untuk mendapatkan hitungan berikutnya dengan memulai gerakan dari sikap telentang.

Ketentuan hitungan (Wanita)
Dihitung 1 hitungan mulai dari sikap berbaring telentang kemudian mengangkat badan sampai sikap duduk minimal 90 derajat.
·      Kemudian kembali ke posisi semula untuk hitungan berikutnya.
·      Peserta tidak diperbolehkan istirahat atau berhenti melakukan gerakan pada posisi semula (berbaring telentang) lebih dari 5 detik apabila terjadi maka gerakan dinyatakan selesai.



Gerakan yang salah (Wanita)
·      Badan pada waktu diangkat ke posisi duduk tidak sampai 90 derajat dengan tanah.
·      Pada saat kembali ke posisi semula (berbaring telentang) punggung tidak menyentuh tanah.
·      Pada saat mengangkat badan tangan menekan ke tanah atau berpegangan pada lutut/paha.


d.      Push Up
Peserta diberikan waktu satu menit untuk melakukan push up. Penguji menghitung banyaknya gerakan yang benar yang bisa dilakukan dalam waktu satu menit tersebut.
Ketentuan hitungan (Pria)
·      Dihitung satu hitungan mulai saat mengangkat badan dengan meluruskan lengan sampai lengan benar-benar lurus.
·      Kemudian turun kembali dengan badan lurus sampai berjarak 1 kepal (± 10cm) dari tanah langsung mengangkat badan untuk hitungan berikutnya.
·      Gerakan yang tidak benar tidak memperoleh hitungan.
·      Gerakan yang salah (Pria)
·      Sebelum lengan lurus pada saat mengangkat badan sudah turun kembali.
·      Gerakan dilakukan dengan badan tidak lurus (bergelombang).
·      Bagian badan menyentuh tanah pada saat turun.

Ketentuan hitungan (Wanita)
·      Satu hitungan dimulai dari gerakan mengangkat badan ke atas sampai lengan lurus, badan membentuk sudut ± 30 derajat dengan tanah.
·      Setelah turun ke posisi semula samapi badan berjarak ± 10 cm dari tanah langsung mengangkat badan untuk hitungan berikutnya.
·      Peserta tidak dibenarkan istirahat / berhenti melakukan gerakan selama lebih dari 5 detik, apabila terjadi maka gerakan dinyatakan selesai.
Gerakan yang salah/tidak dihitung (Wanita)
·      Pada waktu mengangkat badan lengan belum lurus badan sudah turun kembali.
·      Pada saat ke posisi semula badan / dada tidak menyentuh lantai.
·      Pada saat mengangkat badan ataupun turun ke posisi semula gerakan badan bergelombang.
·      Pada saat mengangkat badan maupun turun ke posisi semula badan tidak lurus
e.       Shuttle Run
Peserta diberikan kesempatan untuk berlari berputar membentuk angka delapan sebanyak tiga kali. Penguji menghitung banyaknya waktu tempuh yang mampu dicapai oleh peserta. Ketentuan Shuttle run berlaku untuk semua peserta baik pria maupun wanita
Ketentuan hitungan
·      Hasil gerakan diambil dari catatan waktu yang ditempuh dalam jarak 6 x 10 m.
·      Bila peserta mendahului start sebelum ada aba-aba “Ya” maka pelaksanaan ujian untuk kelompok tersebut diulangi.
·      Bila ada peserta yang melakukan gerakan yang salah maka peserta ujian dapat mengulangi setelah kelompok tersebut selesai.
Gerakan yang salah (tidak dihitung)
·      Start mendahului aba-aba “Ya”.
·      Pada putaran pertama dan kedua tidak membuat angka delapan.
·      Gerakan tidak dilakukan bolak balik.
·      Pada putaran terakhir tidak berlari lurus menuju ke posisi waktu start.
·      Peserta memegang tiang tonggak pada waktu berlari.
Selain itu perlu ada pemantauan tentang indeks massa tubuh guna memantau kesehatan peserta didik. Indeks massa tubuh adalah cara yang baik untuk menilai apakah berat badan Anda sehat atau tidak,” kata Jessica Crandall, RD( pendidik diabetes bersertifikat dan juru bicara nasional untuk Academy of Nutrition and Dietetics, dikutip dari Daily Burn).
Indeks massa tubuh adalah metrik standar yang digunakan untuk menentukan siapa saja yang masuk dalam golongan berat badan sehat dan tidak sehat. Indeks massa tubuh alias BMI membandingkan berat badan Anda dengan tinggi badan Anda, dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.
Description: Ilustrasi BMI
Hasil penghitungan BMI dibandingkan dengan dengan kategori berat badan yang tercantum di bawah ini:
Nilai BMI
Kategori
Di bawah 18,5
Berat badan kurang
18,5 – 22,9
Berat badan normal
23 – 29,9
Berat badan berlebih
30 ke atas
Obesitas
TES KESAMAPTAAN
SMK NEGERI JAWA TENGAH PATI
Nama
: ...........................................
NIS
: ...........................................
Kelas
: ...........................................
Jurusan
: ...........................................
No
Tes
HASIL TES/Tanggal Tes
Keterangan
Semester 1
Semester 2




1
Lari




Capaian waktu  yang diperoleh untuk jarak 3200 meter
2
Push up




dihitung jumlah gerakan yang benar permenit
3
Sit up




dihitung jumlah gerakan yang benar permenit
4
Pull up/Chining




dihitung jumlah gerakan yang benar permenit
5
Shuttle run




dihitung waktu yg dicapai untuk  tiga kali putaran

Tinggi Badan






Berat Badan






BMI





Pati, .......................
Penguji
..............................









TES KESAMAPTAAN CALON PESERTA DIDIK BARU
SMK NEGERI JAWA TENGAH PATI
Nama
: .........................................................
Nomor Pendaftaran
: .........................................................
Asal SMP/MTs
: .........................................................
Asal Kota/Kabupaten
: .........................................................
Pilihan Jurusan
: .........................................................
No
Tes
HASIL TES
Nilai
Keterangan
1
Lari


Capaian waktu  yang diperoleh untuk jarak 3200 meter
2
Push up


dihitung jumlah gerakan yang benar permenit
3
Sit up


dihitung jumlah gerakan yang benar permenit
4
Pull up/Chining


dihitung jumlah gerakan yang benar permenit
5
Shuttle run


dihitung waktu yg dicapai untuk  tiga kali putaran

Nilai Akhir




Tinggi Badan




Berat Badan




BMI



Pati, .......................
Penguji
..............................









REKAP NILAI KESAMAPTAAN
SMK NEGERI JAWA TENGAH
Kegiatan
: ....................................................
Kelas
: ....................................................
Jurusan
: ....................................................
Tanggal pelaksanaan
: ....................................................
NO
NAMA
L/P
LARI (A)
Sit up
Push up
Pull/Cyn up
Suttle run

Nilai Akhir (A+B)/2
Predikat
Menit
Nilai
Jml
Nilai
Jml
Nilai
Jml
Nilai
Waktu dlm detik
Nilai
Nilai B
1














2















3















4















5















6















7















8















9















10















11















12















13















14















15















16















17















18















19















20















21















22















23


4












24
















MAX
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0


MIN
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0


RATA-RATA
4
###
###
###
###
###
###
###
####
###
0
#####

Pati, ...................
1. Nilai di bawah 20 di kategorikan "sangat kurang"
Penguji
2. Nilai 20 s/d 39 di kategorikan "kurang" 
3. Nilai 40 s/d 60 di kategorikan "Cukup" 
4. Nilai 61 s/d 80 di kategorikan "Baik" 
.........................
5. Nilai  80 s/d 100 di kategorikan "Sangat Baik " 





G.    Evaluasi dan Pelaporan Pembinaan Kesamaptaan
1.      Hasil  penilain kesamaptaan peserta didik baru dijadikan dasar untuk penerimaan dalam seleksi PPDB.
2.      Pembinaan kesamaptaan wajib diikuti oleh semua peserta didik SMK Negeri Jawa Tengah mulai dari kelas X, XI, dan XII.
3.      Standar yang harus dicapai oleh peserta didik SMK Negeri Jawa Tengah adalah minimal semua siswa mencapai nilai di atas Baik.
4.      Hasil rekap penilaian kesamaptaan peserta didik tiap periode dianalisis dalam beberapa kriteria sesuai aspek yang diukur, dan hasilnya dijadikan bahan evaluasi pembinaan fisik  peserta didik. Jika hasil belum sesuai dengan yang diharapkan atau belum memenuhi standar secara umum maka perlu diambil tindakan perbaikan pembinaan untuk kegiatan berikutnya.
5.      Pelaksanaan pembinaan dan penilaian kesamaptaan menjadi tugas dan tanggung jawab guru pamong dan pengelola asrama. Demikian pula pengadministrasian dan pendokumentasian serta pelaporan.
6.      Pelaporan penilaian peserta didik dilaporkan dalam bentuk predikat dan dilaporkan kepada wali kelas untuk dilaporkan kepada orang tua wali murid dalam buku laporan pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar