Rabu, 06 April 2016

IKMAH HALAL BIL HALAL

HIKMAH HALAL BIL HALAL/SILATURRAHMI


1. Sarana berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal
2. Mempererat tali persaudaraan
3. Saling memberi maaf (bukan sarana untuk meminta maaf)

URAIAN

1. Sarana berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal

Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Dan Kami - Allah - berwasiat kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya." (al-Ankabut: 8)

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sembahlah Allah serta jangan menyekutukan sesuatu denganNya. juga berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang menjadi kerabat, tetangga yang bukan kerabat, teman seperjalanan, orang yang dalam perjalanan dan bambasahayanyang menjadi milik tangan kananmu." (an-Nisa': 36)

342. Dari Abu Usaid - dengan dhammahnya hamzah dan fathahnya sin - iaitu Malik
bin Rabi'ah as-Sa'idi r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita semua duduk-duduk di sisi
Rasulullah s.a.w., tiba-tiba datanglah kepadanya seorang lelaki dari Bani Salamah. Orang itu
bertanya: "Ya Rasulullah, apakah masih ada sesuatu amalan yang dapat saya amalkan
sebagai kebaktian saya kepada dua orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?" Beliau
s.a.w. menjawab: "Ya, masih ada. Iaitu mendoakan keselamatan untuk keduanya,
memohonkan pengampunan kepadanya, melaksanakan janji kedua orang itu setelah
Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih
213
wafatnya, mempereratkan hubungan kekeluargaan yang tidak dapat dihubungi kecuali
dengan adanya kedua orang tua itu serta memuliakan sahabatnya." (Riwayat Abu Dawud)


2. Mempererat tali persaudaraan


"Orang-orang yang berakal ialah mereka yang memperhubungkan apa yang diperintahkan untuk diperhubungkan oleh Tuhan - yakni shilatur rahmi." (ar-Ra'ad: 21)

314. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghubungi - mempereratkan - kekeluargaannya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau - jikalau tidak dapat – berdiam sajalah." (Muttafaq 'alaih)

322. Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Bukannya orang yang menghubungi - mempererat kekeluargaan - itu dengan orang yang mencukupi - yakni yang sama-sama menghubunginya, tetapi orang yang menghubungi itu ialah orang yang apabila keluarganya itu memutuskan ikatan kekeluargaannya, lalu ia suka menghubunginya - menyambungnya kembali." (Riwayat Bukhari)

323. Dari Aisyah radhiallahu 'anha dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Rahim - kekeluargaan - itu tergantung pada 'Arasy sambil berkata: "Barangsiapa yang menghubungi/mempererat kekeluargaan, maka Allah menghubunginya dan barangsiapa memutuskan kekeluargaan , maka Allah memutuskannya." (Muttafaq 'alaih)


3. Saling memberi maaf (bukan sarana untuk meminta maaf)


PERINTAH ALLAH TA’ALA
“MAAFKANLAH”

Allah Ta'ala berfirman:
"Berilah maaf, perintahlah kebaikan dan janganlah engkau menghiraukan kepada tindakan orang-orang yang bodoh." (al-A'raf: 199)

Allah Ta'ala berfirman pula:
"Berilah orang-orang itu maaf yang baik." (al-Hijr: 85)

Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Hendaklah mereka memberikan pengampunan dan kelapangan dada. Tidakkah engkau semua senang jikalau Allah memberikan pengampunan pula kepadamu?" (an-Nur: 22)

Allah Ta'ala juga berfirman:
"Dan orang-orang yang suka memaafkan kepada orang banyak dan Allah itu mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (ali-lmran: 134)

Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Dan niscayalah orang yang berhati sabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang sedemikian itu adalah termasuk hal-hal yangdiutamakan." (as-
Syura: 43
Kesimpulan:
o Memaafkan adalah perintah Allah
o Memaafkan adalah suatu kebaikan.
o Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang dikatakan orang yang bodoh.
o Memaafkan hendaknya dengan cara yang baik
o Orang yang memberi maaf akan dimaafkan kesalahannya oleh Allah
o Orang-orang yang suka memaafkan akan dicintai Allah
o Tindakan Orang yang berhati sabar dan suka memaafkan adalah suatu kebajikan yang utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar